CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

25 Mei 2014

#DiaryRara : Cover RaSa!

Dear Diary,

Gak ada angin gak ada hujan tiba-tiba satu pesan masuk dari seseorang memecah kesunyian hariku. Seseorang itu adalah Sakti.
Sakti
Hi mata belo ;)
Rara
Ada apa Sak?
Sakti
Gpp, apa kbr?
Rara
Baik. Ada apa Sak? Gak usah basa-basi deh.
Sakti
Galak amat sih Ra. Kamu di kos?
Rara
Sekarang sih masih di kampus. Knp?
Sakti
Pulang jam brp?
Rara
Sekitar jam 4
Sakti
Kabarin ya kalau udah di kos. Aku mau ke kos..
Rara
Oke. Kok tumben-tumbenan? Ada apa?
Sakti
Kangen main sama km Ra...Nyanyi-nyanyi bareng gitu haha
Rara
Yaelah....okedeh
Sakti
Jangan lupa kabarin kalau udah di kos ya Ra!
Rara
Iyeeee Sak..

Ngomong-ngomong dulu aku suka nyanyi-nyanyi gitu bareng Sakti kalau kita lagi jenuh. Kita berdua ini punya lagu favorit , yaitu lagunya Jessie J yang Price Tag. Masih inget rasanya waktu itu aku sama Sakti tampil di depan teman-teman dan mereka bilang "Kalian cocok banget sih, serasi..."-kata-kata yang bikin aku sama Sakti jadi salah tingkah waktu itu. Aaah memang ya masa-masa sekolah itu banyak kenangannya, apalagi kenangan waktu sama Sakti...

18 Mei 2014

Almost is never enough

Terkadang beberapa hal datang terlambat setelah semuanya pergi dan berakhir.
Menyesal? Buat apa toh semuanya memang sudah terjadi dan tak akan dapat kembali lagi.
Lagi-lagi permasalahan soal hati, yang sebenarnya sensitif untuk diperbincangkan.
Apa lagi masalah keberanian untuk mengungkapkan "Ini loh yang hatiku rasakan"...
Tapi ada saja rasa takut, karena pada dasarnya semua orang ingin berhasil,tidak ingin gagal, tidak ingin menerima penolakan atas pernyataan tulus dari lubuk hatinya
Akhirnya sebagian orang memilih untuk menahan dan memudarkan apa yang hatinya rasakan perlahan-lahan hingga rasa itu hilang.
Dan saat rasa di hatinya benar-benar hilang, ada hati lain yang mengungkapkan perasaan yang sama yang dulu hatinya rasakan.
Tapi semuanya sudah terlambat...keduanya harus mengikhlaskan hatinya, hati mereka merasa cocok, hampir saja.....tetapi takdir ternyata berkata lain...
"Mengapa rasa itu tidak hadir bersamaan pada dua hati yang berbeda?"

13 Mei 2014

#DiaryRara : Move On?

Dear Diary,

Semenjak reuni itu sepertinya kadar perasaanku ke Sakti sudah mulai berkurang. Toh aku sadar, buat apa aku terus-terusan berharap akan hal yang tidak pasti?
Sepertinya aku harus coba buka mata lebar-lebar buat mencari suasana yang 'baru'.
Jadi,sekarang aku banyak menghabiskan waktu untuk sekedar berjalan-jalan mencari 'udara baru' dan juga 'pemandangan baru'...

Pokoknya aku bertekad buat bisa lepas dari bayang-bayang Sakti secepatnya! Toh si Sakti juga kayanya mau jadian sama cewek yang fotonya dulu diunggah ke sosial medianya, apa memang sudah jadian mereka sekarang? Entahlah, belakangan ini aku sudah mencoba menahan diri untuk tidak kepo tentang Sakti lagi....Susah sih tapi kalau gak dipaksain bakal sampai kapan aku stuck di Sakti? Seumur hidup? Jangan sampai deh...

Move on. Enam huruf, dua kata. Tapi, susah dijalanin.

Gak tau kenapa ya dikit-dikit keinget Sakti. Misal waktu itu Vinda ngajakin ke Gramedia dan tiba-tiba aja aku langsung keinget Sakti waktu ngelewatin rak bagian komik. Dulu kalau tiap ke Gramedia, Sakti pasti selalu betah diem di rak komik.

9 Mei 2014

#DiaryRara : Reuni RaSa!

Dear Diary,

Kemarin aku reuni dengan teman-teman semasa sekolah. Tentu saja di reuni itu aku bertemu dengan Sakti untuk pertama kalinya setelah hampir 1 semester lebih kami memasuki dunia perkuliahan.
Aku gugup, deg-degan enggak tau kenapa, mungkin karena aku sudah lama tidak bertemu dengan Sakti.
Kemarin waktu reuni aku datang terlambat, hal ini karena aku harus menunggu temanku si April yang telat menjemput setengah jam.
Sesampainya di tempat yang dituju, deg-deganku belum ilang juga apalagi saat aku berjalan mendekat dan kulihat sosok Sakti sedang asyik mengobrol dengan teman lainnya. Saat aku dan April mendekat, Sakti menoleh lalu tersenyum sumringah.
"Hei Mata Belo, sini sini duduk sini!!!!" aku saat itu cuma bisa terdiam dan pasrah saat Sakti menarikku duduk di sebelahnya. Lalu Sakti mulai bercerita panjang lebar dan melemparkan lelucon khasnya padaku. Aku pun tertawa sekeras mungkin untuk menutupi debaran jantungku yang justru makin kencang....Tapi makin lama aku makin larut dalam situasi.