Dear Diary,
Semenjak
reuni itu sepertinya kadar perasaanku ke Sakti sudah mulai berkurang. Toh aku
sadar, buat apa aku terus-terusan berharap akan hal yang tidak pasti?
Sepertinya aku
harus coba buka mata lebar-lebar buat mencari suasana yang 'baru'.
Jadi,sekarang aku
banyak menghabiskan waktu untuk sekedar berjalan-jalan mencari 'udara baru' dan
juga 'pemandangan baru'...
Pokoknya aku
bertekad buat bisa lepas dari bayang-bayang Sakti secepatnya! Toh si Sakti juga
kayanya mau jadian sama cewek yang fotonya dulu diunggah ke sosial medianya,
apa memang sudah jadian mereka sekarang? Entahlah, belakangan ini aku sudah
mencoba menahan diri untuk tidak kepo tentang
Sakti lagi....Susah sih tapi kalau gak dipaksain bakal
sampai kapan aku stuck di Sakti? Seumur hidup? Jangan sampai deh...
Move on.
Enam huruf, dua kata. Tapi, susah dijalanin.
Gak tau
kenapa ya dikit-dikit keinget Sakti. Misal waktu itu Vinda ngajakin ke Gramedia
dan tiba-tiba aja aku langsung keinget Sakti waktu ngelewatin rak bagian komik.
Dulu kalau tiap ke Gramedia, Sakti pasti selalu betah diem di rak komik.
Hal lain
misalnya kaya kemarin waktu aku jalan-jalan sendirian ke vredeberg buat
foto-foto keinget Sakti lagi, dulu kita berdua pernah kejebak hujan di situ.
Aku panik saat itu, hujan deres banget,dan aku ada bimbel. Saat itu,Sakti bawa
jas hujan tapi yang egois,yang dipakai buat individu bukan berdua (waktu itu
kita berdua boncengan) tapi tiba-tiba aja Sakti mayungin aku pakai jaketnya
menuju parkiran, jas hujannya aku yang pakai, Sakti rela hujan-hujanan demi
nganterin aku bimbel. Gentle banget gak,sih?
Well,
gimana gak susah nyari cowok paket lengkap kaya Sakti gitu? Udah baik, gentle,
humoris, aaaaaah tapi sayang ujung-ujungnya dia berubah waktu udah jatuh cinta.
STOP!
Udah ah gak usah bahas yang itu lagi. Jadi belakangan ini aku sering
menyibukkan diri dengan ikut kegiatan macem-macem di kampus, harapannya sih
bisa dapat kenalan yang bisa buat move on. Belakangan ini aku juga aku sering
berlama-lama di taman kampus untuk sekedar melihat-lihat apakah ada
'pemandangan baru' di situ...
"Vin...anak-anak
kampus kenapa gak ada yang keliatannya cakep ya?"
"Yaampun
Rara...kamu buta atau gimana sih. Banyak banget tau Ra! Tuh ketua BEM kita,
kakak-kakak angkatan mereka semua cakep-cakep Ra. Apalagi mas Beni itu
uuuuuh...." mulai deh Vinda memuji mas Beni (ketua BEM kampusku) yang notabene banyak banget ditaksir sama anak-anak kampus,
kecuali aku sih.
"Yaelah suka
kok sama yang tua-tua..." Vinda mencibir saat mendengarku berkomentar
seperti itu.
"Kamu kenapa
Ra kok tumben ngomong begitu?"
"Ngomong
apa?"
"Ya tadi itu, kamu juga belakangan ini aneh...biasanya paling anti lama-lama nongkrong di taman kayak gini...." Vinda menatapku penuh selidik.
"Ya tadi itu, kamu juga belakangan ini aneh...biasanya paling anti lama-lama nongkrong di taman kayak gini...." Vinda menatapku penuh selidik.
Aku
menyunggingkan senyum sambil menaik-naikkan kedua alisku. Vinda paham akan
maksuku. "Oh iyadeh yang lagi move on. Ngomong-ngomong aku lihat tadi
cowok tipe kamu loh..."
Aku
menatap Vinda penuh curiga. Vinda lalu menunjuk ke arah kananku.
Dan saat aku
menoleh..........terlihat sosok Surya si Sakti KW. Tak sengaja mata kami pun
berpapasan dan saling menatap sepersekian detik, aku langsung membuang muka
tiba-tiba perasaan aneh menjalar di hatiku. Loh kenapa ini?
Hih, kenapa juga
harus Surya, kalau liat Surya mah bawaannya inget Sakti. Jangan sampai deh dari
Sakti beralih ke Surya, itumah sama aja namanya!! Move on enggak, galau lagi
bisa jadi...
Gusar,
Rara
0 komentar:
Posting Komentar