Temen-temen
ataupun orang yang udah kenal sama aku pasti pernah beberapa kali berpikir "Kok
puma susah bgt sih diajakin keluar?",
"Kalau ada agenda kok pumanya jarang
dateng sih..." "Ih susah banget ya mau ketemu sama puma...susah
juga ngajakin dia keluar.." atau mungkin berpikir "puma kok ngurusin
adiknya mulu siiiih alasannya..."
Kalau ada yang
belum tau aku, aku anak pertama dari 2 bersaudara (dulu) dan sekarang anak
pertama dari 3 bersaudara (sejak Agustus 2009).
Dari SD, aku sudah terbiasa
ditinggal sendiri untuk mengurus rumah. Mengurus rumah maksudnya ya jagain,
bersihin rumah kalau kotor, ngurusin jemuran gitu. Hal ini karena kedua orang
tuaku sibuk mencari nafkah untuk aku sama adikku jadi ya aku memaklumi saja. Jadi
anak rumahan itu emang udah tertanam dari kecil. Semasa SD akunya juga jarang
main keluar bukan karena malas bergaul atau apa tapi ya kaya semacam tumbuh
rasa lebih nyaman aja di dalam rumah..tapi bukan berarti akunya gak punya
temen..hari minggu semasa SD itu ya aku manfaatin banget buat main, keluar
rumah, main ke rumah temen SDku, ataupun mereka yang main ke rumahku.
Beranjak SMP, tentu aku masih
diamanahi oleh kedua orangtuaku untuk menjaga rumah seusai pulang sekolah.
Terkadang waktu SMP suka sedih kalau diajakin main ke rumah salah seorang temen
deket pasti aku lebih banyak menolak daripada mengiyakan, aku takut enggak ada
yang bisa jemput...aku yang saat itu notabene rumahnya paling jauh dari SMP
sehingga orangtuaku bukan orang tua selo yang setiap menit bisa disuruh jemput
kapan aja...kalau mau main ya harus bilang dari jauh hari...
Semenjak itulah
mulai SMP aku mulai naik kendaraan umum bernama Bis. Semenjak naik BIS lebih
leluasa sih bisa main-main dulu sama temen, bisa keluyuran bentar setelah
pelajaran selesai. Orang tua sih memperbolehkan saja tapi ya maksimal aku harus
tiba di rumah jam 4 sore itu artinya jam setengah 4an aku harus sudah berada
dalam Bis yang menuju ke rumah.
Agustus 2009
tepatnya saat aku duduk di kelas 9 SMP awal dan adik lelakiku kelas 7
SMP...alhamdulillah kedua orang tuaku masih diberi kepercayaan sama Allah
dengan lahirnya adik perempuanku sekaligus jadi anak ketiga..aku dengan adik
perempuanku berjarak 14 tahun, jarak yang cukup jauh bukan?
Semenjak adik
perempuanku lahir, otomatis kepercayaan orang tua terhadapku juga bertambah
selain untuk mengurus rumah juga untuk mengurus adik kecilku.
Masa-masa SMA itu masa-masa
terindah. Aku yang dulunya belum berani main ke tempat yang jauh, semenjak SMA
jadi mengenal dunia luar lebih jauh...karena secara gak langsung orangtua
memberikan aku kebebasan dengan diberikannya sepeda motor.. Tugasku sedikit
berkurang karena orangtua menyewa jasa seseorang untuk mengurus rumah dan
tentunya mengurus adik kecilku. Namun peraturan jam 4 harus ada di rumah masih
tetap ada, hal ini karena seseorang yang disewa jasanya tersebut hanya sanggup
sampai jam 5 sore (maksimal), ya awalnya aku sempat keberatan karena pastinya
kegiatan SMA lebih padat lebih banyak memerlukan waktu sampai sore...tapi
setidaknya masih bisa aku tolerir toh setelah orang tuaku pulang aku bisa pergi
lagi menemui teman-temanku yang untungnya juga jarak rumah kami banyak yang
berdekatan jadi orangtua membolehkan..
Semasa SMA ada hal
yang terntunya sempat menggores batin,hati dan perasaan. Terkadang saat mereka
pergi ke suatu tempat mereka tidak mengajakku atau terkadang merahasiakannya
terlebih dahulu dariku. Lalu suatu hari saat aku bertanya "Kenapa?" mereka
menjawab "Maaf pum, kitanya enggak ngajakin kamu..habis kita tau kan kalau
puma pasti gak bisa, gak boleh keluarm gak diijinin sama ortunya...jadi ya kita
sepakat buat gak usah nawarin kamu mau ikut apa enggaknya..."
Saat itu aku sedih,
aku kesel, aku mau marah tapi enggak tau sama siapa. Mau nyalahin keadaan? Gak
mungkin. Mau nyalahin orang tua? Gak mungkin banget. Ya saat itu aku Cuma bisa
menerima aja toh semua yang dkatakan benar adanya.
Beranjak KULIAH pasti kegiatannya
lebih riweuh dibandingin masa-masa sekolah. Awal jadi mahasiswa orangtua belum
bener-bener "ngelepas" aku. Aturan "jam 4 harus ada di
rumah" pun masih berlaku karena saat itu adikku yang paling kecil belum
sekolah dan yang momong cuma bisa sampai sore. Sampai suatu ketika beberapa
teman dekat 'protes' ke aku gara-gara saat itu mau main atau ngerjain tugas aku
lupa intinya aku bilang ke mereka sebelum jam 4 aku harus udah otw, maklum
jarak rumah ke kampus 45 menit. Dan akhirnya hal itu memicu protes mereka.
"Yaampun pum
udah mahasiswa masih aja gak dibolehin pulang sore..."
"Pum bilanglah sama orang tuamu, pak bu aku kan udah 17 tahun udah mahasiswa masa pulang sorean dikit aja gak boleh.."
"Ya kamu protes ke bapak ibumu lah pum, bilang kalau kamu gak tahan diginiin terus..."
"Pum bilanglah sama orang tuamu, pak bu aku kan udah 17 tahun udah mahasiswa masa pulang sorean dikit aja gak boleh.."
"Ya kamu protes ke bapak ibumu lah pum, bilang kalau kamu gak tahan diginiin terus..."
Kata-kata semacam
itulah yang buat moodku makin acakadut kalau udah sampai di rumah. Perasaan
sedih campur bingung campur macem-macemlah.
Sampai suatu hari
orangtuaku menyadari kalau aku 'capek' akhirnya merekapun memperbolehkan aku
untuk kost.
Tapi aku suka
kasian, waktu pulang ke rumah ibu bilang "Gak ada kamu gak ada yang bisa
bantu ibu mbak..". Aku akuin aku sebenernya gak terlalu telaten dalam
mengurus rumah tapi setidaknya se gak telatennya aku masih lebih telaten
daripada adikku yang gede (anak nomor 2) yang notabene seorang laki-laki.
Liburan ini aku
stay di rumah dan orangtua benar-benar mengandalkanku buat menjaga adikku yan
kecil. Ya mereka lebih percaya sama aku drpd adikku yang gede buat urusan
menjaga rumah dan adik kecilku.
Berbahagialah
orang-orang yang bisa pergi semau mereka tanpa punya tanggungan, tanpa harus
memikirkan nasib adik kecilnya bagaimana kalau tidak bersama dia....
1 komentar:
Calon ibu rumah tangga yang baik nih. Ihik!
Btw kita kebalikan banget bangetan ya, Put...
Posting Komentar