Lanjutan....
“Lo kenapa nangis sendirian disini?” tanya seseorang yang
tiba-tiba berada di sebelahku. Aku mendongakkan kepalaku. Ternyata itu Dicky,
teman satu tim basketnya Bisma yang juga teman band Ilham. Ia lalu mengulurkan
sapu tangan padaku.
“Makasih yaa dik..”jawabku pelan sambil mengusap air mataku. “Malem-malem
ngapain lo kesini dik? “ tanyaku pelan. Dicky gelagapan.
“Eeee...kebetulan gue lewat sini trus gue liat lo..sekalian gue
mau ngasih titipan yang dikasih seseorang ke gue buat lo..”kata Dicky sambil
menyerahkan sebuah kotak bewarna biru muda,warna kesukaanku. Aku menerimanya
lalu Dicky pun pamit pulang.
Sesampainya di rumah, akupun membuka kotak itu. Didalamnya
terdapat sebuah kaset dan sepucuk surat kecil tak bernama. Aduh, ini dari siapa
sih?
Aku bagai pungguk
merindukan bulan
Memimpikan suatu hal yang
mustahil kudapatkan
Melepasmu, membiarkanmu
jauh dari ku, dari hidupku
Adalah sebuah hal yang
menyayat hatiku
Aku yang biasanya
menjagamu harus merelakanmu tanpaku
Taukah setiap detik, jam,
menit aku teringat slalu padamu
Melihatmu tertawa dan
tersenyum cukup mebuatku bahagia
Namun melihat tangismu
membuatku merasa bersalah
Membuatku lemah tak
berdaya , aku menyesal
Aku tak bisa menjagamu dan
menghapus air mata di pipimu
Disini aku hanya bisa
mendekap erat bayangmu dan semua kenangan kita
Jikalau waktu
mengijinkanku tuk bersamamu walau hanya sedetik saja
Inginku ungkapkan segala
rindu dan rasaku ini padamu
Aku tertegun membaca surat itu. Apakah surat ini dari Ilham.
Apakah ini tandanya ia menyesal telah mempermainkanku? Ah, lagi-lagi aku
teringat cowok kurang ajar itu. Dengan kesal kulempar surat itu dia atas
lantai. Aku membenamkan wajahku di kasurku, dan tiba-tiba teringat sebuah kaset
yang ada di kotak tadi. Kuambil kaset itu lalu kusetel di layar televisi yang
ada di depanku.
Betapa kagetnya aku isi kaset itu berisi movie maker foto-foto
persahabatanku dengan Bisma dari SMP hingga detik-detik sebelum kita
bertengkar. Ya Tuhan, kenapa soundtracknya Because Of You-nya Keith Martin? Itu
kan lagu kesukaanku sama Bisma. Tiba-tiba setelah itu muncul video Bisma
memegang gitar seraya duduk di bangku kelas kami. Di video itu nampak raut
wajahnya yang menyimpan sedih.
“Lagu ini buat lo, Aryna Sovia...”kata Bisma. Aku kaget. Bisma
mulai memetik gitarnya dan memainkan sepenggal lagu If I Let You Go-nya Westlife.
“Night after night, I hear myself say .. Why can’t this feeling just fade
away ....There’s no one like
you.. You speak to my heart .. It’s such a shame, we’re worlds apart...I’m too
shy to ask, I’m too proud to lose ...
But sooner or later I gotta choose ..
And once again I’m thinking about ...Taking
the easy way out...” Bisma menyanyikannya
dengan suara serak-seraknya yang begitu lembut.
“ But if I let
you go I will never know.. What my
life would be, holding you close to me.. Will
I ever see you smiling back at me? How will I know... if I let you go ?” Bisma menyanyikan bagian Reff-nya.
Aku menangis. Kini aku mengerti selama ini yang dimaksud Bisma. Aku tak
menyangka betapa tulus hatinya untukku. Betapa sakitnya memendam perasaannya
padaku. Betapa kuatnya dia melihatku menyukai orang lain dan bukan dia. Betapa
bodohnya aku ! Aku menyia-nyiakan orang yang benar-benar menyanyangi aku
sepenuh hatinya.
0 komentar:
Posting Komentar